©Novel Buddy
Previous chapter:
Chapter 107: – Keputusan di Ambang Kegelapan
Next chapter:
Chapter 109: – Jejak Bayangan
PREVIEW
... untuhan. Matahari mulai menampakkan sinarnya di cakrawala, menyinari sisa-sisa kuil yang telah runtuh. Kaelen berdiri diam di tengah reruntuhan, tubuhnya terasa berat, bukan hanya karena kelelahan tetapi juga oleh beban emosional yang menghimpit dadanya.
Serina melangkah mendekat, wajahnya masih berlumuran keringat dan darah. "Kita harus pergi dari sini sebelum tempat ini benar-benar runtuh."
Kaelen tidak menjawab. Matanya terpaku pada pecahan Relik Cahaya yang masih berkilauan s ...
YOU MAY ALSO LIKE