©Novel Buddy
Previous chapter:
Chapter 113: – Cahaya yang Menyesatkan
Next chapter:
Chapter 115: – Pintu yang Tak Pernah Tertutup
PREVIEW
... g tak seharusnya tumbuh di padang reruntuhan. Kaelion berdiri di ujung bukit, menatap lembah di bawah yang kini diterangi kilau putih perak dari Menara Cahaya Baru.
Di belakangnya, Serina memandangi punggung yang dulu ia kenali sebagai milik Kaelen. Kini, punggung itu terasa asing—tegak, tenang, dan terlalu sunyi.
“Kaelen,” ia memanggil pelan, mengabaikan nama baru itu.
Kaelion tak menjawab. Ia hanya menunduk, membiarkan rambut hitamnya tertiup angin.
Serina melan ...
YOU MAY ALSO LIKE